5 hari pasca bencana longsor yang terjadi di Jalan Poros Buntao-Rantebua, alat berat masih belum terlihat di lokasi longsor. Pembersihan material longsor hingga saat ini masih dilakukan secara manual oleh warga sekitar.
Longsor di Jalan Poros Buntao-Rantebua, Kelurahan Tallang Sura, Kecamatan Buntao, Kabupaten Toraja Utara, Provinsi Sulawesi Selatan terjadi pada Jum’at (26/04/2024) dan menyebabkan 3 korban meninggal. Akses jalan juga terputus akibat tumpukan material longsor di area tersebut.
Baca Juga: Alat Berat Rusak, Dampak Longsor Toraja Belum Ditangani
Pemerintah Kirim 3 Alat Berat Namun Belum Sampai Ke Lokasi
Pasca longsor, pemerintah setempat sebenarnya langsung bergerak cepat untuk meminta bantuan peralatan berat kepada pemerintah Provinsi Sulsel. Pemprov juga langsung merespon permintaan ini dengan mengirim 1 unit peralatan berat dari Dinas PUPR Provinsi Sulawesi Selatan.
Selain itu, Pemkab Toraja Utara juga mengirimkan 2 unit peralatan dari Dinas PUPR dan BPBD Toraja Utara untuk membantu penanganan longsor di Buntao. Namun sayang ketiga peralatan tersebut hingga kini masih belum sampai ke lokasi longsor karena rusak dan kehabisan bahan bakar.
Menunggu Alat Berat, Pembersihan Longsor Dilakukan Manual
Camat Buntao, Siro Sarungallo membenarkan bahwa pemerintah daerah telah mengirimkan 3 unit alat berat namun hingga saat ini masih belum sampai ke lokasi longsor. Jalan Poros Buntao-Rantebua yang menjadi lokasi longsor sendiri diketahui merupakan salah satu jalan utama di wilayah Buntao sehingga warga kesulitan beraktivitas pasca putusnya akses jalan tersebut.
Kondisi ini membuat pemerintah kecamatan dan desa bersama warga sepakat untuk mengevakuasi material longsor secara manual menggunakan sekop dan cangkul. Kegiatan pembersihan material longsor ini dilakukan warga sejak pagi hingga sore hari secara bergotong royong.
Adapun jenis peralatan berat yang dikirim oleh Pemprov Sulsel dan Pemkab Toraja Utara terdiri dari 1 unit backhoe loader, 1 unit wheel loader, dan 1 unit excavator. Unit excavator dan wheel loader diketahui kehabisan bahan bakar serta unit backhoe loader mengalami kerusakan di perjalanan. Hal inilah yang membuat peralatan tersebut belum sampai ke lokasi longsor hingga saat ini.
Warga berharap pasokan bahan bakar bisa segera tersedia sehingga alat berat bisa segera datang untuk mempercepat evakuasi material longsor yang ada. Hingga saat ini, warga yang ingin beraktivitas terpaksa harus menggunakan jalur alternatif memutar sejauh 15 KM.
Sumber: toraja.tribunnews.com