Bencana banjir dan longsor melanda Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh sejak Minggu 30 Desember 2023 lalu. Bencana ini menyebabkan 32 desa di Kota Sungai Penuh terdampak banjir.
Walikota Sungai Penuh, Ahmadi Zubir menuturkan bahwa banjir yang terjadi di dua wilayah ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya curah hujan yang tinggi serta kondisi Sungai Batang Merao yang dangkal. Setelah bencana banjir mulai mereda, Pemerintah Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh serta beberapa pihak swasta dan warga setempat mulai melakukan langkah untuk mengantisipasi banjir susulan dengan menormalisasi Sungai Batang Merao menggunakan alat berat.
Baca Juga: PUPR Jambi Gesit Turunkan Alat Berat Untuk Atasi Abu Vulkanik Gunung Api Kerinci
Alat Berat Dibutuhkan Untuk Normalisasi Sungai Batang Merao
Terkait dengan bencana banjir yang terjadi pada akhir tahun 2023 lalu, PJ Bupati Kerinci Asraf menuturkan bahwa intensitas hujan di kedua kota dan kabupaten tersebut memang cukup tinggi selama beberapa hari sejak akhir tahun 2023. Ashraf juga menuturkan kondisi Sungai Batang Merao saat ini memiliki lebar sungai yang cukup sempit dengan kedalaman yang cukup dangkal sehingga air sungai meluap saat intensitas hujan naik.
Meluapnya aliran air Sungai Batang Merao ini membuat air sungai naik ke wilayah pemukiman warga dan merendam beberapa desa di kedua kota dan kabupaten tersebut. Kondisi air banjir yang cukup besar ini semakin parah setelah hujan menyebabkan tanah longsor di beberapa desa.
Normalisasi Sungai dengan Alat Berat Jadi Langkah Lanjutan Pasca Banjir
Pemerintah Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh menetapkan status darurat banjir dan longsor di kedua wilayah terhitung sejak tanggal 1 Januari hingga 7 Januari 2024. Setelah fokus menangani dampak banjir dan longsor di beberapa daerah sejak tanggal 1 hingga 7 Januari 2024 lalu, kini pemerintah Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh mulai fokus untuk melakukan langkah antisipasi agar banjir susulan tidak terjadi.
Langkah normalisasi Sungai Batang Merao menggunakan alat berat menjadi salah satu langkah utama yang dilakukan untuk meningkatkan kapasitas debit air di Sungai Batang Merao.
Bukan hanya dilakukan oleh pemerintah Kabupaten dan Kota, normalisasi Sungai Batang Merao juga dilakukan oleh warga setempat bekerja sama dengan PT. Kerinci Merangin Hidro (KMH).
KMH diketahui mendatangkan satu unit excavator ke Sungai Batang Merao di wilayah Desa Senimpit Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci. PT. Kerinci Merangin Hidro diketahui memberikan pinjaman berupa alat berat excavator untuk menormalisasi Sungai Batang Merao sebagai salah satu upaya membantu penanganan lingkungan di wilayah sekitar perusahaan.
Sungai Batang Merao diketahui memiliki panjang lebih dari 50 km sehingga penanganan normalisasi perlu dilakukan oleh beberapa pihak di beberapa area berbeda. Pasca banjir bandang tersebut, kondisi Sungai Batang Merao juga bukan hanya dipenuhi oleh material lumpur saja namun juga terdapat beberapa material yang hanya terbawa air banjir seperti sampah dan batang kayu.
Kondisi ini membuat normalisasi sungai menggunakan alat berat sangat dibutuhkan agar kondisi sungai bisa kembali bersih. Melalui langkah normalisasi ini, diharapkan debit air di Sungai Batang Merao bisa semakin besar sehingga air tidak mudah meluap saat terjadi hujan berintensitas tinggi kedepannya.
Sumber: sekato.id