Mengingat Indonesia termasuk negara besar dengan gencarnya rencana pembangunan baik pemerintahan maupun swasta, maka eksistensi alat berat di berbagai proyek sangatlah besar saat ini. Alat berat akan menunjang pembangunan baik infrastruktur maupun eksplore hasil tambang seperti semen dan batu bara yang mempermudah dan mempercepat proses pekerjaan. Penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi lapangan dapat mempengaruhi rendahnya produksi, tidak sesuai target dan kerugian biaya operasional. Maka dari itu sangatlah penting mengenal berbagai jenis alat berat beserta fungsinya sebelum penggunaan alat berat tersebut.
Alat yang bertenaga mesin untuk membantu manusia melakukan pekerjaan berat pembangunan, penggusuran lahan, struktur bangunan menjadi faktor penting dalam proyek terutama proyek pembangunan konstruksi skala besar. Kategori alat berat secara umum dikelompokkan berdasarkan fungsi dan operasional sebagai berikut:
- Alat pengolahan lahan, kondisi lahan proyek kadangkala masih berupa lahan asli dan alami yang harus dipersiapkan terlebih dahulu sebagai pondasi proses pembuatan jenis pekerjaan. Hal ini seperti membuat perumahan, dijadikan jalan dan lain sebagainya. Lahan yang masih berupa semak belukar pepohonan, pembukaan lahan dapat dilakukan dengan bulldozer (dozer), pengangkatan lapisan tanah menggunakan scraper, pembentukan dan pemerataan tanah dengan motor grader.
- Alat pemadat, suatu lahan yang sudah mulai rata oleh bulldozer (dozer) atau motor grader dengan tanah masih gembur harus dipadatkan menggunakan tamping roller, compactor dan lain sebagainya.
- Alat penggali, lebih dikenal dengan sebutan excavator untuk menggali tanah atau bebatuan.
- Pengangkut material, alat mengangkut material bisa menggunakan crane, forklift dan lain sebagainya.
- Pemindah material, memindahkan material tergantung lokasi lahan menggunakan alat seperti wheel loader, dozer dan lain sebagainya.
- Pemroses material, mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk yang diinginkan seperti semen, beton dan aspal menggunakan crusher dan concrete mixer.
Pembukaan lahan merupakan proses memindahkan dan pembersihan lahan dari pohon, tunggul, lumut, sikat, batu dan obyek lainnya dari suatu area. Contoh pembukaan lahan untuk pertanian, diperlukan meningkatkan ukuran lahan yang siap ditanami seperti pengapuran dan perataan dalam memenuhi rotasi tanaman dapat diterima dan tujuan konservasi.
Beberapa jenis alat yang dipergunakan membersihkan lahan ada hal yang harus diketahui dalam penggunaan peralatan tersebut yaitu:
- Peralatan alat berat yang tepat dan terawat baik serta operator ahli dalam pembukaan lahan.
- Pilih bilah yang digunakan traktor perayap memenuhi standar yang berlaku.
- Pilih garu yang digunakan excavator harus memenuhi standar.
- Alat utama pembersihan lahan.
Sebelum melakukan pembukaan lahan dilakukan beberapa hal yaitu:
- Rintis dan blocking, membatasi lahan dilakukan dengan menandai pohon menggunakan cat berwarna merah sebagai batas terluar.
- Pancang stacking, dimaksudkan agar hasil tumpukan dari pohon yang tumbang oleh alat berat lurus dan teratur akan memudahkan melakukan penanaman.
Standar yang harus diterapkan pada pekerjaan pembebasan lahan untuk lahan pertanian sesuai kondisi dan keperluan proyek seperti akses jalan, pembangunan gedung atau irigasi:
- Lahan tidak akan ditebang pada lereng di atas 10% kecuali jika dapat diintegrasikan sepenuhnya ke dalam sistem pengendalian erosi yang terkendali, bertujuan mencegah erosi pada derah pembebasan lahan.
- Lahan tidak akan ditebangi dalam jarak 30 meter (100 kaki) dari aliran sungai, kecuali disetujui oleh Departemen Lingkungan Ijin Hidup Ijin Ganti Air atau wahana lingkungan hidup (WALHI).
- Semua tumbuhan pohon, tunggul, batu besar harus benar-benar dihilangkan, memungkinkan normalnya operasi kegunaan lahan tersebut.
- Metode pembukaan lahan harus membatasi hilangnya lapisan tanah pada area dibuka, tumpukan puing harus bebas dari lumpur dan tanah lapisan atas (penyisihan maksimum 10% tanah lapisan atas).
- Lokasi lahan harus berada dalam jarak yang masuk, artinya lahan yang akan dilakukan pembebasan dan tidak membahayakan operator alat berat.
- Semua puing harus berada dalam tumpukan yang bersih dan dibuang dengan cara dibakar atau diangkut ke tempat pembuangan sebagaimana disetujui oleh insinyur proyek atau yang ditunjuk.
- Bilamana memungkinkan, serpihan kayu harus dibuang dengan menumpuk dan membakar di dalam area pembersihan.
- Puing tidak akan didorong ke area yang berdekatan dengan lapangan yang sedang dibersihkan.
Alat Berat dalam Pembukaan Lahan
1. Bulldozer
Penggunaan bulldozer dianggap kurang efisien apabila belum menumbangkan pepohonan yang besar. Bulldozer terlebih dahulu harus menggali tanah seputar pohon dan memotong akar utama yang akan meninggalkan lubang tidak dikehendaki pada tanah.
2. Bilah khusus pada traktor
Terdapat dua jenis bilah untuk menumbangkan pohon, keduanya dipasang pada ujung depan traktor yaitu:
- Bilah penyudut tunggal dengan penusuk menonjol pada bagian depan, memanjang di depan bilah sehingga penusuk dapat dipaksa masuk ke dalam atau menembus pohon.
- Bilah berbentuk V dengan penusuk mencuat di ujung depan, mempunyai keuntungan bergeser sepanjang permukaan tanah.
3. Garu dipasang pada traktor
Membongkar dan menumpuk pohon, batu dan material sejenis lainnya tanpa mengangkut tanah terlalu banyak, karena material seperti pasir dan kerikil akan mudah lolos diantara geriginya. Maka terdapat garu jepit yang dipasang pada traktor yang digunakan untuk mengangkat pohon dan belukar ke tempat pembakaran atau tempat pembuangan lain.
4. Rantai dan kabel baja yang ditarik pada traktor
Dilakukan dengan menempatkan sebuah rantai kuat yang ditarik oleh dua buah traktor yang sangat efektif menumbangkan pepohonan dan membabat belukar yang tandus.
5. Excavator
Kelebihan excavator dibanding bulldozer yaitu kemampuan pembukaan lahan di area rendahan atau rawa, berlaku juga daerah gambut. Pembukaan lahan di area rendahan biasa dibarengi dengan pembuatan parit baik parit field drain maupun parit pinggir jalan.