Bandung kembali menjadi wilayah darurat sampah di awal tahun 2023 ini. Pada awal Februari 2023 ini, alat berat rusak yang sebelumnya beroperasi di TPA Sarimukti kembali bertambah.
Bertambahnya alat berat yang rusak di tempat pembuangan akhir ini memberikan dampak yang cukup parah terhadap proses pembuangan sampah dan warga di lingkungan sekitar TPA. Dampak tersebut terlihat dari panjangnya antrean truk sampah yang berjejer di depan TPA Sarimukti.
Baca Juga : Tumpukan Sampah TPA Burangkeng Sebabkan Longsoran Besar, Warga Protes Dan Tutup Jalan
Alat Berat Rusak TPA Sarimukti Bertambah
TPA Sarimukti merupakan tempat pembuangan sampah pusat yang menerima sampah dari empat wilayah yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat. Tidak heran jika tumpukan sampah yang ada di TPA ini sangat banyak dan membutuhkan penanganan menggunakan beberapa alat berat sekaligus.
Diketahui bahwa TPA Sari Mukti memiliki 7 unit alat berat yang beroperasi dalam proses pengelolaan sampah setiap harinya. Ketujuh alat berat tersebut diantaranya 4 unit excavator, 2 unit bulldozer dan 1 unit compactor landfill.
2 Alat Berat Rusak Berdampak Besar
Dari 7 unit alat berat yang ada, satu unit compactor landfill telah mengalami kerusakan selama beberapa bulan sehingga proses pengelolaan sampah terganggu. Menyusul kerusakan compactor landfill, satu unit excavator ikut mengalami kerusakan pada awal Februari 2023. Kerusakan excavator ini terjadi karena seal excavator yang pecah.
Akibat kerusakan tersebut, jumlah alat berat yang beroperasi di TPA Sarimukti kini hanya tersisa 5 unit saja terdiri dari 2 unit bulldozer dan 3 unit excavator. Jumlah alat berat yang berkurang tentu berdampak langsung pada penanganan sampah yang terjadi di TPA Sarimukti.
Berkurangnya excavator yang beroperasi membuat antrean truk sampah mengular hingga 1 kilometer. Pada Sabtu 04 Februari 2023, Koordinator TPA Sarimukti, Riswanto menuturkan bahwa kerusakan excavator yang baru-baru ini terjadi mengakibatkan proses perataan gunungan sampah terhambat karena area perataan yang luas sedangkan jumlah alat yang bekerja berkurang.
Untuk memperkecil dampak alat berat rusak yang terjadi, pihak pengelola TPA Sarimukti kemudian berinisiatif memperpanjang jam operasional TPA yang kini beroperasi sejak pukul 03.00 WIB hingga 21.00 WIB. Semakin panjangnya jam operasional TPA diharapkan bisa mengurangi antrean truk sampah yang ada saat ini.
Antrean truk sampah yang mengular di sekitar TPA Sarimukti dinilai sangat mengganggu masyarakat sekitar karena bau busuk dari sampah semakin tercium oleh warga. Tetesan air dari sampah-sampah basah juga semakin memperparah bau busuk yang timbul dari tumpukan sampah di truk maupun gunungan sampah di TPA.
Sampah Di TPA Sarimukti Melebihi Kapasitas
TPA Sarimukti merupakan tempat pembuangan sampah akhir yang terletak diantara perbatasan Kabupaten Cianjur Dan Kabupaten Bandung Barat. TPA ini menempati 25 hektare lahan milik Perhutani dan memiliki kapasitas 2 juta ton sampah.
Sayangnya volume sampah yang saat ini ada di TPA Sarimukti sudah jauh melebihi kapasitas maksimal yang seharusnya. Hingga saat ini ada lebih dari 14 juta ton sampah yang menggunung di TPA Sarimukti.
Dalam satu hari diperkirakan TPA Sarimukti menerima sekitar 2000 ton sampah kiriman dari 4 wilayah. Dari Kota Cimahi saja, sekitar 270 ton sampah dikirim setiap hari ke TPA Sarimukti. Saat ini ada sekitar 400 rit truk sampah yang berdatangan setiap harinya ke TPA Sarimukti.
Dengan tingginya kebutuhan pengerjaan pengelolaan sampah setiap harinya, tidak heran jika alat berat rusak di TPA Sarimukti memberikan dampak sangat besar terhadap operasional TPA. Pengelola TPA Sarimukti menargetkan 2 alat berat yang rusak bisa digunakan kembali dalam satu pekan ke depan sehingga operasional TPA bisa kembali normal.
Sumber : bandungraya.inews.id