Warga Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh Utara, kini menghadapi masalah serius terkait infrastruktur jalan setelah delapan tahun proyek pembangunan Waduk Keureuto berlangsung. Jalan-jalan utama yang melayani pengangkutan material untuk proyek Strategis Nasional ini mengalami kerusakan parah akibat lalu lintas berat yang diciptakan oleh alat berat dan alat-alat transportasi proyek.
Pembangunan Waduk Keureuto dimulai pada 9 Maret 2015, saat Presiden Joko Widodo meletakkan batu pertama. Proyek ambisius ini, yang terletak di Blang Pante, Kecamatan Paya Bakong, kini hampir mencapai tahap akhir. Rencananya, waduk ini akan diresmikan oleh Presiden Jokowi pada September 2024.
Baca Juga: Alat Berat Rusak Jalan, Puluhan Warga Blokir Jalan Hauling Batubara
Selama proses pembangunan, jalan-jalan yang menghubungkan Desa Pucok Alue Seuleumak, Meunasah Lueng, dan Kampung Blang Pante sepanjang sekitar 5 kilometer telah digunakan secara intensif untuk mengangkut berbagai material dan peralatan berat.
Kerusakan Jalan Akibat Alat Berat Belum Ada Perbaikan
Menurut Mustafa Kamal, warga setempat, kerusakan jalan sudah berlangsung cukup lama. Namun hingga saat ini belum ada perbaikan yang dilakukan meskipun proyek sudah mendekati penyelesaian.
Meski saat ini kabarnya area jalan tersebut sudah tidak lagi digunakan untuk lalu lalang alat berat maupun alat transportasi proyek, namun masih belum ada kabar apapun terkait perbaikan jalan tersebut. Meskipun warga telah bersabar selama masa konstruksi, mereka kini merasa kesulitan untuk melintasi jalan tersebut.
Baca Juga: Kodim 1605/Belu Gunakan Alat Berat Untuk Buka Jalan Menuju TPA di Desa Barene
Tidak Hanya Merusak Jalan, Alat Berat yang Berlalu Lalang Juga Sebabkan Polusi
Pembangunan waduk ini melibatkan beberapa perusahaan besar, termasuk PT. Brantas Abipraya, PT. Perapen, dan PT. Pelita. Mustafa juga menuturkan bahwa perbaikan yang dilakukan hanya sebatas area proyek saja, sementara jalan umum yang dilalui oleh kendaraan perusahaan terkait tetap dalam kondisi buruk.
Abdullah, warga lain dari Paya Bakong, juga mengungkapkan keluhannya. Selain kerusakan jalan, aktivitas lalu lintas yang membawa material proyek menyebabkan debu tebal yang mengganggu kenyamanan warga sekitar.
Warga setempat berharap agar perusahaan yang terlibat dalam proyek ini, serta Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, segera mengambil langkah untuk memperbaiki jalan yang rusak. Mereka juga meminta agar Pemkab Aceh Utara dapat menyampaikan keluhan ini kepada perusahaan-perusahaan terkait, sehingga sebelum proyek selesai, kondisi jalan sudah diperbaiki.
Sejauh ini, belum ada pernyataan resmi dari perusahaan terkait mengenai rencana perbaikan jalan yang kerap dilalui alat berat tersebut. Namun, harapan warga agar masalah ini mendapatkan perhatian yang layak semakin mendesak seiring dengan mendekatnya jadwal peresmian Waduk Keureuto.
Sumber: aceh.tribunnews.com