Indonesia menjadi salah satu negara yang dikenal dengan jumlah produksi timah yang tinggi. Kondisi ini membuat harga timah dunia kerap kali terpengaruh cukup besar bergantung pada kondisi industri pertambangan timah di dalam negeri.
Saat ini, Indonesia sedang dihadapkan pada kasus korupsi Babel yang menimbulkan kerugian hingga 271 triliun. Kasus korupsi ini ternyata juga berpengaruh terhadap industri tambang timah baik di dalam negeri maupun di kancah internasional.
Baca Juga: Korupsi Timah Memasuki Babak Baru, Puluhan Alat Berat Disita
Harga Timah Dunia Terus Meroket Pasca Korupsi Babel
Berdasarkan data di Bursa London Metal Exchange (LME), harga hasil tambang timah pada penutupan pasar di hari Minggu (14/04/2024) tercatat mencapai 32.353 USD per metrik ton. harga ini mengalami kenaikan cukup drastis dibandingkan dengan penutupan pada Selasa (02/04/2024) lalu yang berada di kisaran 28.000 USD per metrik ton.
Indonesia yang dikenal sebagai negara penghasil timah terbesar ketiga di Indonesia dinilai memberikan pengaruh cukup besar terhadap kenaikan harga ini. Kasus korupsi tata niaga timah yang sedang terjadi di Indonesia saat ini disebut membuat jumlah produksi timah di Indonesia menurun drastic hingga pasokan global ikut terganggu.
Harga Timah Meroket Karena Produksi Timah Hanya Berasal dari 3 Perusahaan
Rudi Syahwani selaku Sekretaris Jenderal Asosiasi Penambang dan Pengolahan Pasir Mineral Indonesia (Atomindo) menuturkan bahwa faktor supply and demand menjadi faktor utama yang membuat harga timah melambung di pasar dunia. Rudi juga memaparkan bahwa pasca kasus korupsi tata niaga timah ini mencuat, terdapat pengurangan jumlah produksi timah secara nasional.
Diketahui bahwa sebelumnya terdapat 20 perusahaan yang mampu memproduksi dan mengekspor timah dari Indonesia, namun saat ini hanya tersisa 3 perusahaan saja. Pengurangan jumlah perusahaan produsen timah ini dikarenakan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) dari 17 perusahaan lainnya tidak disetujui oleh pemerintah.
Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Timah, PT. Mitra Stania Prima, dan PT. Mitra Sukses Globalindo. Saat ini, ketiga perusahaan tersebut diketahui sedang mengejar jumlah produksi dan ekspor timah sebesar-besarnya untuk memanfaatkan kondisi harga yang tinggi di bursa internasional.
Namun Rudi menegaskan bahwa naiknya harga timah di pasar internasional belum tentu membuat harga timah di tingkat penambang rakyat dalam negeri ikut naik. Biaya produksi dalam negeri disebut menjadi faktor penting lainnya yang mempengaruhi harga pasir timah di Indonesia sehingga kenaikan harga ini belum tentu berpengaruh di Indonesia.
Sumber: regional.kompas.com