Jenis-jenis Excavator – Sebelum membeli atau menyewa excavator, pastikan Anda memahami dulu apa yang mau dikerjakan. Bagaimana kondisi medan tempat proyek akan dikerjakan. Dari sini, Anda bisa menentukan jenis excavator yang sesuai untuk digunakan.
Excavator merupakan alat berat yang mudah diidentifikasi dari keberadaan bucket, arm (lengan), trek yang bisa dipindahkan, serta bagian kabin tempat operator mengendalikan pekerjaan.
Dari segi ukuran, peralatan ini bisa dibedakan menjadi excavator besar, sedang, serta kecil (mini). Ukuran ini berkaitan dengan jangkauan mobilitas, serta kapasitas penggalian, pengangkatan, serta pengangkutan.
Tidak bisa dimungkiri, excavator sangat membantu pekerjaan-pekerjaan berat di bidang konstruksi, normalisasi sungai, pertambangan, perkebunan, dan berbagai sektor lainnya.
Alat berat ini memiliki sejumlah kemampuan, antara lain:
- Menggali, mengeruk, dan mengangkut berbagai jenis material seperti tanah, lumpur, dan bebatuan.
- Mengeruk lumpur atau sedimentasi sungai, danau, serta tepian dermaga.
- Menggali parit atau saluran air lainnya.
- Meratakan dan memadatkan tanah.
- Membongkar atau menghancurkan material.
- Membuat lubang besar, misalnya untuk penancapan tiang pancang / batang fondasi.
- Membantu aktivitas pertambangan.
- Membantu pekerjaan kehutanan.
1. Jenis – Jenis Excavator
Tentu tidak semua pekerjaan tersebut dapat ditangani oleh satu unit excavator. Ada beberapa jenis excavator, dengan spesifikasi pekerjaan masing-masing.
Jadi, jenis excavator yang dibutuhkan tergantung dari kondisi dan spesifikasi pekerjaan. Apabila mau melakukan penggalian di sungai atau laut, maka excavator jenis dragline dan long reach bisa menjadi pilihan terbaik.
Sebaliknya, kalua mau mengerjakan proyek di lokasi perbukitan, maka excalator jenis crawler lebih tepat untuk digunakan. Berikut ini beberapa jenis excavator dan kegunaannya:
A. Crawler Excavator
Crawler excavator biasa digunakan untuk aktivitas penambangan, penataan lanskap, dan penggalian parit. Keunggulan model ini antara lain cocok digunakan pada medan yang tak rata. Kelemahannya, gerakannya lebih lambat daripada wheeled excavator.
Crawler excavator sering disebut sebagai excavator standar. Sebab jenis ini paling banyak digunakan dalam berbagai proyek.
Disebut crawler (perayap), karena alat berat ini berjalan menggunakan trek, yaitu roda berantai. Ada dua trek, masing-masing di sisi kiri dan kanan. Cara berjalannya hampir sama seperti trek pada tank.
Meski lebih lambat ketimbang wheeled excavator, keberadaan roda berantai ini justru membuat alat berat tersebut bisa berjalan relatif stabil. Bahkan mampu dioperasikan pada medan yang tidak rata.
Hal inilah yang membuat crawler excavator menjadi pilihan yang baik untuk membantu pekerjaan di lokasi yang curam, maupun lokadi dengan permukaan kasar serta daerah berlumpur.
B. Wheeled Excavator
Wheeled excavator cocok digunakan dalam pekerjaan di permukaan datar dan keras. Keunggulan utamanya adalah mampu berjalan cepat, dan mudah digerakkan di atas beton.
Namun, kelemahannya, wheeled excavator tidak bisa berfungsi maksimal untuk mendukung proyek atau pekerjaan di medan berlumpur maupun berbukit.
The wheeled excavator is like the crawler (standard) excavator, but, like the name suggests, it has wheels instead of tracks. Because the wheeled excavator has less traction than the standard, it’s best used on asphalt or concrete.
Secara umum, tampilannya mirip dengan crawler excavator. Bedanya, wheeled excavator bergerak menggunakan roda dengan ban baret.
Karena memakai ban, maka daya cengkeramnya terhadap permukaan medan lebih baik daripada excavator standar. Wheeled excavator berjalan stabil di atas permukaan keras dan kasar, misalnya di atas aspal dan beton. Selain itu, lebih mudah dalam bermanuver.
C. Suction Excavator
Suction excavator (disebut juga vacuum excavator) sering digunakan untuk melakukan penggalian di daerah mudah retak, membersihkan puing-puing, serta berbagai proyek bawah tanah.
Dengan berbagai attachment atau kelengkapan yang terpasang, suction excavator bisa mengurangi potensi kerusakan di daerah-daerah yang memang mudah retak.
Kelemahannya, suction excavator memiliki pipa hisap yang diameternya hanya 30 cm atau kurang. Akibatnya, alat ini tidak bisa digunakan untuk proyek-proyek skala besar.
Meski diameternya tidak besar, daya hisapnya terbilang tinggi. Pipa hisap ini bekerja bersama water jet, sehingga mampu menyedot tanah maupun puing-puing dengan kecepatan 320 km / jam.
Karena itu, perusahaan konstruksi sering menggunakan excavator jenis ini ketika harus melakukan penggalian pada medan rapuh atau mudah retak. Sebab kecil kemungkinan terjadi kerusakan pada daerah tersebut, akibat aktivitas penggalian tanah.
D. Long Reach Excavator
Long reach excavator cocok digunakan untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau. Sebab memiliki arm (lengan) dan boom yang dapat diperpanjang.
Dengan model tersebut, excavator ini mudah menjangkau kawasan yang mau digali dari jarak jauh. Kelemahannya, tidak bisa melakukan penggalian di ruang sempit.
Sesuai namanya, excavator ini mempunyai jangkauan yang panjang. Bagian arm dapat diperpanjang hingga 30 meter. Hal ini memungkinkannya mencapai zona konstruksi lebih dari 30 meter (secara horizontal).
Excavator ini memang didesain untuk pekerjaan di mana medan / lokasi konstruksinya sulit didekati alat berat. Misalnya proyek pengerukan atau pembongkaran yang berada di atas sungai dan danau.
E. Hydraulic Shovel
Hydraulic shovel biasanya digunakan untuk proyek pertambangan dan penggalian besar. Alat ini memiliki kapasitas bucket yang besar, serta didukung mesin dengan tenaga sangat kuat.
Karena tenaganya sangat kuat, alat ini juga sering disebut sebagai power shovel. Bahkan inilah jenis alat berat paling kuat untuk kategori excavator.
Meski sering digunakan untuk proyek pertambangan, hydraulic shovel juga bagus untuk menangani pekerjaan apapun yang membutuhkan pengangkatan material dengan bobot besar. Misalnya untuk mengangkut batu besar, mineral, batubara, atau material berat lainnya.
F. Dragline Excavator
Dragline excavator biasa digunakan dalam pembangunan konstruksi pelabuhan, penggalian dalam, penambangan, hingga jalan raya. Bahkan bisa juga dioperasikan pula untuk penggalian di bawah air (sungai dan danau).
Jangkauannya jauh melebihi long reach excavator, karena mampu melakukan penggalian sedalam 65 meter atau lebih. Kelemahannya, karena ukurannya terlalu besar, excavator ini kurang fleksibel serta hanya bisa digunakan untuk pekerjaan tertentu.
Dragline excavator beroperasi dengan cara yang berbeda dari jenis excavator lainnya. Ada sistem tali pengangkat dan kerekan untuk menaikkan maupun menurunkan ember, kemudian menyeretnya ke arah operator. Sistem kerekan inilah membuat dragline excavator cocok untuk penggalian di bawah air.
G. Skid Steer
Skid steer cocok digunakan untuk membersihkan lokasi dari tumpukan material, puing-puing, atau sampah. Ukurannya kecil, sehingga ideal digunakan di area sempat atau ruang terbatas.
Kelemahannya, karena menggunakan ban (bukan roda berantai), skid steer tidak bisa bekerja baik pada medan yang tidak rata, berlumpur, berpasir, atau bersalju.
Berbeda dari jenis excavator lainnya, posisi boom dan bucket pada skid steer justru menjauh dari operator. Alat ini sering digunakan untuk proyek kecil atau digunakan di rumah.
2. Bagian – bagian Penting Excavator
Kemampuan excavator dalam membantu pekerjaan-pekerjaan berat tidak lepas dari bagian-bagian yang menyusunnya, sehingga membentuk alat berat yang canggih.
Bagian-bagian excavator ini perlu dipelajari. Tujuannya jika suatu saat ada ketidakberesan pada alat berat ini, Anda bisa mengetahui sumber penyebabnya.
Berikut ini beberapa bagian penting excavator yang perlu diketahui:
- Bucket: untuk pengerukan tanah (akan dijelaskan lebih rinci dalam sub-headline).
- Bucket cylinder: untuk menggerakkan bucket
- Arm: untuk mengayunkan bucket sehingga bisa naik-turun.
- Arm cylinder: untuk menggerakkan arm.
- Boom: Tuas utama untuk menggerakkan arm naik-turun.
- Boom cylinder: untuk menggerakkan boom.
- Tracker: roda untuk excavator.
- Shoe: rantai yang menempel langsung ke permukaan tanah.
- Engine: mesin penggerak excavator.
- Kabin: tempat operator mengendalikan excavator.
3. Beberapa Model Bucket
Excavator dapat diubah fungsinya, sesuai dengan kebutuhan pekerjaan tertentu. Caranya dengan mengatur attachment, yaitu komponen yang bisa dibongkar maupun dipasang pada bagian depan excavator.
Selain bagian-bagian penting di atas, attachment juga berperan penting terhadap performa atau kinerja sebuah excalator.
Standard bucket merupakan attachment bawaan yang melekat langsung pada excavator. Ia terbuat dari lempeng baja. Bagian tepinya cukup tajam, untuk memudahkan penggalian dan pengangkatan material.
Bucket ini juga mampu mengangkut batu, menggali parit / saluran, dan berbagai pekerjaan lainnya. Nah, bucket inilah yang bisa diganti modelnya, menyesuaikan dengan jenis pekerjaan yang dihadapi.
Artinya, Anda bisa mencopot bucket yang tidak cocok untuk pekerjaan tertentu, dan menggantinya dengan model lain yang lebih sesuai. Banyak sekali model bucket yang bisa digunakan, antara lain:
A. Digging Bucket
Digging bucket digunakan untuk menggali berbagai material. Perbedaan material yang digali akan berpengaruh terhadap bagian gigi atau ujung bucket.
Misalnya, untuk menggali tanah lunak idealnya menggunakan gigi yang tumpul. Untuk material yang lebih keras seperti batu, sebaiknya menggunakan gigi yang runcing.
B. Slope Finishing Bucket
Bucket ini cocok digunakan untuk meratakan permukaan tanah. Tetapi karena bentuknya lebar dan datar, bucket ini juga bisa digunakan untuk memadatkan permukaan tanah, jalan raya, kanal, tepian sungai, maupun daerah di kaki bukit.
C. Rock Bucket
Rock bucket merupakan modifikasi dari digging bucket. Strukturnya kuat, dilengkapi gigi yang tajam. Cocok digunakan untuk pekerjaan pertambangan atau lokasi dengan material sangat keras, seperti mencongkel atau menghancurkan batu.
D. Hardpan Bucket
Seperti rock bucket, hardpan bucket juga ni digunakan untuk menghancurkan material keras. Hanya saja, bagian belakang bucket ember ditambahkan gigi. Fungsinya untuk menghancurkan tanah padat ketika melakukan penggalian.
E. Trapezoid Bucket
Bucket ini digunakan untuk membangun kanal atau irigasi. Tidak seperti bucket lainnya yang berbentuk kotak, trapezoid bucket berbentuk seperti huruf V besar.
Bentuk V ini berguna untuk membuat saluran air atau pipa. Bagian bawah bucket berguna untuk menambah kedalaman, sementara bagian samping kanan dan kirinya untuk menambah kelebaran.
F. Ditch Cleaning Bucket
Bucket ini digunakan untuk membersihkan sungai atau mengeruk lumpur di dasar sungai. Bucket ini mempunyai banyak lubang yang berfungsi untuk mengeluarkan air yang turut terangkut.
G. Skeleton Bucket
Skeleton bucket memiliki bentuk unik dan berbeda dari bucket lainnya. Bentuknya seperti saringan, sehingga batu-batu kecil tidak akan terangkut. Hanya batuan besar saja yang bisa dibawa bucket.
H. Ripper Bucket
Ripper bucket berbentuk seperti gigi, atau seperti kuku panjang. Biasa digunakan untuk menggali material yang sangat keras, dengan penetrasi cukup dalam. Misalnya tanah yang dipenuhi bebatuan besar. Bisa juga digunakan untuk penggalian pada tanah liat.
Ripper terdiri atas beberapa jenis, antara lain single ripper, double ripper, dan multi ripper. Ripper tunggal bisa digunakan untuk menyiapkan lahan yang akan digali, terutama untuk lahan bebatuan dan untuk mencabut akar batang pohon.
Multi ripper memiliki lebih dari dua gigi, sehingga sangat efektif dalam menggali batuan pada lereng, menghancurkan dan mengangkat pondasi beton, atau mencabutakar batang pohon.
I. Clamshell Bucket
Clamshell memiliki dua bucket yang saling berhadapan. Figunakan untuk memindahkan material dalam skala besar. Kedua bucket akan bekerja sama mencapit material.
K. Lifting Magnet
Bucket ini digunakan untuk mengangkat barang-barang yang terbuat dari logam.
L. Magnet Fork
Bucket ini berbentuk seperti garpu yang bermagnet. Sering digunakan untuk membawa potongan-potongan material.
M. Breaker / Hammer Bucket
Breaker bucket dapat dipasang jika ingin memecah batu, beton, atau material keras lainnya di dalam tanah. Alat ini memang berfungsi sebagai martil atau pemecah material. Cocok untuk struktur beton, lereng bendungan, dan sebagainya.
N. Thumb
Attachment ini disebut thumb, karena bentuknya menyerupai ibu jari. Fungsinya pun memang untuk memegang. Sebagaimana sifat attachment, thumb juga mudah dibongkar-pasang.
Thumb dipasang pada bucket, dalam posisi berhadapan, sehingga kombinasi keduana bisa menahan dan memegang material yang terlalu besar. Misalnya batang pohon, lempeng beton dan sebagainya.
O. Grapple
Ada lagi attachment yang disebut grapple. Fungsinya mirip dengan thumb, tetapi tidak dipasangkan bersama bucket. Sebab grapple seperti dua tangan, dalam posisi saling berhadapan.
Alat ini juga mampu “memegang” benda-benda berat, seperti batang pohon besar, perakaran yang besar, beton dan bebatuan besar.
P. Bor (Auger)
Bor merupakan attachment pada excavator. Fungsinya tentu saja untuk melakukan pengeboran ke dalam tanah. Didukung oleh sirkuit hidrolik, piranti ini cepat dan efisien dalam menggali lubang yang dalam. Ukuran bor bervariasi, mulai dari 4 inci hingga 50 inci, serta bisa menggali dengan kedalaman 10 meter.
Q. Coupler
Ada satu lagi attachment penting, meski bukan pengganti bucket. Namanya coupler atau perangkai antara arm dan bucket. Fungsinya seperti sekrup, tapi bentuknya jauh berbeda.
Dengan adanya coupler, operator bisa lebih cepat memasang attachment yang diperlukannya. Jika pekerjaan sering membutuhkan perubahan attachment pada excavator, semua itu bisa dilakukan dengan cepat dan mudah.
Baca juga: sejarah excavator bermula dari kegagalan
Wah, cukup panjang juga ya uraiannya. Tapi tidak mengapa, yang penting Anda kini mengetahui jenis-jenis excavator beserta bagian-bagian, attachment, dan fungsinya. (*)
By: Arparts.id