Pembiayaan alat berat tampaknya akan terus menjadi salah satu andalan industri multifinance tahun depan. Dimana hal ini tentunya ikut berperan dalam pengembangan industri alat berat kedepan menjadi semakin baik.
Pembiayaan Alat Berat Jadi Andalan Multifinance
Suwandi Wiratno, Presiden Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), menyebutkan hingga saat ini, hampir seluruh sektor penggunaan alat berat berada dalam posisi performa yang baik. Alat berat memang kerap digunakan di pertambangan, perkebunan, kehutanan hingga pembangunan jalan.
Perkembangan Pembiayaan Alat Berat Semakin Baik
“Saat ini pembiayaannya masih stabil, harga dan performa di semua sektor masih bagus. Jadi semua pihak dari berbagai sektor melakukan ekspansi dan menambah capes sehingga performanya masih bagus,” kata Suwandi.
Berdasarkan statistik OJK pada Agustus 2022 pembiayaan di sektor alat berat diketahui meningkat menjadi 34,61 triliun rupiah dari 27 triliun rupiah pada tahun sebelumnya. Peningkatan ini berarti sektor alat berat mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 28,2 persen atau year-on-year (YoY).
Baca Juga : Fenomena Peningkatan Pembiayaan Alat Berat Multifinance
Menurut Suwandi, penjualan dengan pembiayaan alat berat diperkirakan bisa menyentuh angka 22.000 unit terjual pada akhir tahun. Dalam data Asosiasi Agen Tunggal Pemegang Alat Berat Indonesia (PAABI), penjualan alat berat telah mencapai 13.963 unit pada Agustus 2022.
Dari sisi keuangan para pemain akan terus berlanjut untuk menunjukkan pertumbuhan positif dengan perkembangan yang baik. Hal ini dinilai sebagai salah satu alasan mengapa pembiayaan di sektor ini dinilai akan terus meningkat hingga tahun depan.
Suwandi menuturkan bahwa harga batu bara dan nikel masih sangat baik, investor di bidang terkait juga masih cukup tinggi sehingga performa pembiayaan ini diperkirakan akan terus membaik hingga pertengahan tahun depan. Target keseluruhan sektor keuangan untuk tahun 2023 dinilai bisa tumbuh 5% dengan kontribusi sektor alat berat di angka 25%-30%.
Multifinance yang Andalkan Pembiayaan Alat Berat
Clipan Finance menjadi salah satu multifinance yang mengalami keuntungan dari sektor alat berat. Harjanto Tjitohardjojo, CEO Clipan Finance mengakui permintaan alat berat menyumbang 4,5% dari total pendanaan perusahaan dengan pembiayaan alat berat mencapai Rp 250,2 miliar hingga September 2022. Angka ini mengalami kenaikan drastis dari total pembiayaan sebelumnya yang tidak mencapai 80 miliar rupiah pada akhir 2021.
Hingga akhir 2022, Harjanto juga menargetkan pembiayaan sebesar 300 miliar rupiah. Ia pun optimistis perkembangan di tahun 2023 akan terus positif, dengan target pembiayaan alat berat tahun depan mencapai Rp 500 miliar. Clipan Finance sendiri merupakan perusahaan multifinance yang fokus pada pembiayaan alat berat, infrastruktur, logistik dan operasional pertambangan.
PT BFI Finance Indonesia juga menjadi perusahaan multifinance lain yang meraup untung dari sektor alat berat. BFI Finance mengakui hingga paruh pertama tahun 2022, situasi permintaan kredit alat berat terus membaik. Apalagi dengan situasi yang mulai kondusif pasca era pandemi Covid-19 dalam dua tahun terakhir.
Per Juni 2022, basis pembiayaan sektor ini adalah 11,97% dari piutang yang dikelola perusahaan. Sejauh ini perkembangannya positif dan target tersebut optimis akan tercapai hingga akhir tahun.
BFIN optimistis dengan besarnya permintaan alat berat dari pelaku industri pertambangan Tanah Air. Hal tersebut juga sempat diutarakan oleh Dian Ariffahmi, Head of Communications PT BFI Finance Indonesia Tbk.
Menurut Dian, potensi pembiayaan alat berat diharapkan terus membawa angin segar. Dengan pertumbuhan tersebut, pembiayaan peralatan besar BFI Finance diharapkan dapat berlanjut hingga tahun depan.
Sumber : newssetup.kontan.co.id