PT. Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mencatat kinerja keuangan yang mengesankan pada paruh pertama tahun 2024. Perusahaan tambang ini menunjukkan lonjakan signifikan dalam laba bersih dan pendapatan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, mencerminkan keberhasilan strategi operasional dan ekspansi yang diterapkan.
AMMN merupakan salah satu perusahaan dengan skala pertambangan yang cukup besar di Indonesia. AMMN bergerak dalam sektor pertambangan mineral, khususnya sektor tembaga dan emas.
Baca Juga: Kembangkan Bisnis, Emiten Tambang AMMN Cari Pinjaman
Skala Produksi Perusahaan Tambang AMMN Di Tahun 2024
AMMN diketahui memiliki skala bisnis di sektor pertambangan yang cukup besar. Selama semester I-2024, AMMN berhasil menambang 153 juta ton material, meningkat sekitar 9% secara tahunan. Bijih yang diproses mencapai 20 juta ton, naik sekitar 13% dari tahun lalu. Produksi konsentrat mencapai 444.143 metrik ton kering, meningkat sekitar 90%, dan penjualan konsentrat naik sekitar 145% menjadi 337.929 metrik ton kering.
Selain itu, produksi tembaga AMMN di periode yang sama tercatatat mencapai 236 juta pon, meningkat 76%, sementara penjualan tembaga naik 126% menjadi 173 juta pon. Harga bersih tembaga sedikit menurun menjadi US$ 4,46 per pon. Produksi emas mencapai 494.895 ons, meningkat 189%, dengan penjualan emas mencapai 344.235 ons, naik 188%. Harga bersih emas naik menjadi US$ 2.263 per ons.
Dengan performa tersebut, nilai pendapatan serta laba bersih yang dicatatkan AMMN tentu berada pada angka yang besar. Meski telah mencatat pencapaian yang besar, AMMN tetap berusaha meningkatkan pencapaiannya melalui berbagai strategi bisnis lainnya.
Laba Perusahaan Tambang AMMN Meningkat 300% Dalam Setahun
Pada semester pertama 2024, laba bersih perusahaan tambang ternama ini melonjak hingga 300,04% menjadi US$ 475,25 juta, dibandingkan dengan US$ 118,80 juta pada periode yang sama tahun 2023. Jika dikonversi ke dalam rupiah dengan kurs saat ini sebesar Rp 16.300 per dolar AS, laba bersih ini setara dengan sekitar Rp 7,74 triliun.
Baca Juga: Grup Salim Perbesar Investasi Selain AMMN dengan Akuisisi Tambang Tembaga Rex Minerals
Pendapatan AMMN juga mengalami lonjakan luar biasa, membukukan penjualan bersih sebesar US$ 1,54 miliar, atau meningkat 166,76% dari US$ 580,52 juta pada semester I-2023. Peningkatan ini didorong oleh kenaikan tajam dalam penjualan tembaga dan emas. Penjualan tembaga meningkat 125,42% menjadi US$ 769,60 juta, sedangkan penjualan emas melonjak 225,78% menjadi US$ 779,01 juta.
Peningkatan angka pendapatan, penjualan dan laba ini berbanding lurus dengan peningkatan beban operasional AMMN. Beban pokok penjualan AMMN meningkat 134,18% menjadi US$ 696,73 juta, namun laba kotor tetap meningkat signifikan sebesar 201,01% menjadi US$ 851,88 juta. Sementara itu, laba operasional AMMN membukukan US$ 785,18 juta, melonjak 253,28% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Keuangan AMMN, Arief Sidarto, menyatakan bahwa kinerja keuangan perusahaan pada paruh pertama 2024 adalah yang terbaik sejak AMMN mengambil alih operasi tambang Batu Hijau.
Kenaikan harga emas sekitar 13% dan peningkatan volume penjualan tembaga dan emas berkontribusi besar terhadap kinerja ini. Perusahaan tambang ini juga melakukan efisiensi operasional dan memantau pasar dengan hati-hati.
Belanja modal (capex) AMMN pada semester I-2024 mencapai US$ 867 juta, meningkat hampir dua kali lipat dari US$ 436 juta pada semester I-2023. Proyek ekspansi yang signifikan termasuk proyek smelter dan Precious Metals Refinery (PMR), serta pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), fasilitas Liquified Natural Gas (LNG), dan infrastruktur pendukung.
Dengan kinerja yang mengesankan ini, AMMN menunjukkan bahwa mereka mampu memanfaatkan potensi pasar komoditas dan melaksanakan proyek ekspansi dengan sukses, menjadikannya salah satu perusahaan tambang yang menonjol di sektor ini.
Sumber: investasi.kontan.co.id