PLN Indonesia Power (PLN IP) terus mengejar inovasi dalam upaya mengurangi penggunaan komoditas batu bara dengan memanfaatkan biomassa sebagai sumber energi primer. Salah satu langkah terbarunya adalah mengadopsi teknologi cofiring di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sintang, Kalimantan Barat, dengan menggunakan tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan bakunya.
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menyatakan bahwa PLTU Sintang telah berhasil melakukan uji coba menggunakan pelet tandan kosong kelapa sawit. Hal ini merupakan bagian dari upaya PLN IP untuk mengakselerasi transisi menuju energi bersih dan mendukung target Net Zero Emission pada tahun 2060.
Baca Juga: Pengawasan Uji Emisi Alat Berat di PLTU Paiton Semakin Ketat
Kelapa Sawit Gantikan Peran Komoditas Batu Bara Dalam PLTU
Pada semester pertama tahun 2024, PLN IP Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Sintang berhasil menghasilkan sekitar 11,74 GWh listrik dari penggunaan energi primer biomassa. Angka ini melebihi target sebesar 7,432 GWh yang telah ditetapkan, menunjukkan kesuksesan dari implementasi program cofiring ini.
Pelet tandan kosong kelapa sawit memiliki nilai kalori mencapai 4.000 Kcal/Kg, yang artinya setiap kilogram pelet dapat menghasilkan energi bersih sebesar 0,83 kWh. Potensi tandan kosong kelapa sawit sangat besar di Kalimantan Barat, dengan luas kebun sawit mencapai 15,38 juta hektar dan produksi tandan kosong mencapai 47 juta ton, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022.
Baca Juga: KJL Bekerjasama dengan PLN BBN Untuk Permudah Angkutan Batubara
Edwin juga menegaskan bahwa uji coba ini bukan hanya untuk mengurangi ketergantungan terhadap komoditas batu bara, tetapi juga untuk meningkatkan nilai ekonomis dari produk turunan kelapa sawit seperti tandan kosong. Selain itu, penggunaan tandan kosong untuk biomassa di PLTU Sintang diharapkan dapat mengurangi emisi karbon dan mendukung pengembangan green energy di Indonesia.
PLN IP Terus Berinovasi Untuk Kurangi Ketergantungan Terhadap Komoditas Batu Bara
PLTU Sintang sebelumnya diketahui telah sukses menggunakan cangkang dan woodchip sebagai bahan bakar biomassa dengan nilai kalori woodchip mencapai 3700 – 4000 kcal/kg. Ini menunjukkan komitmen PLN IP dalam menerapkan teknologi ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam operasional PLTU.
Langkah PLN IP ini sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mempercepat transisi energi ke sumber yang lebih bersih. Dengan terus berinovasi untuk mengurangi ketergantungan penggunaan komoditas batu bara serta mengembangkan teknologi cofiring dan memanfaatkan biomassa lokal seperti tandan kosong kelapa sawit, PLN IP berharap dapat memberikan kontribusi positif dalam menjaga lingkungan dan membangun keberlanjutan energi di masa depan.
Sumber: merdeka.com