Sektor pertambangan menjadi salah satu sektor yang berkontribusi besar dalam perekonomian Indonesia. Beberapa sektor tersebut diantaranya sektor pertambangan emas, batu bara, nikel, hingga pertambangan bauksit.
Dalam operasional sektor-sektor pertambangan terkait, terdapat kontribusi dari perusahaan-perusahaan besar yang melakukan pemasaran hasil tambang hingga keluar negeri. Salah satu perusahaan yang diketahui berkontribusi dalam sektor pertambangan Indonesia adalah PT. Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).
Baca Juga : Mengenal Sejarah Pendirian Emiten Alat Berat ANTM
Mengenal Perusahaan Pertambangan Bauksit Ternama
PT. Inalum dikenal sebagai perusahaan pertambangan dan pengolahan aluminium terbesar di Indonesia. Inalum merupakan perusahaan BUMN yang sahamnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia. Perusahaan ini juga merupakan anggota dari Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID).
Sejarah PT. Inalum dimulai sejak penggalian dan produksi bauksit di daerah Tayan, Kalimantan Barat pada tahun 1973. Pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium (NAA) menandatangani perjanjian pembangunan pabrik aluminium di Asahan pada tahun 1975. Pada tahun 1976, pabrik aluminium di Asahan mulai beroperasi. Pabrik ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan aluminium dalam negeri dan untuk meningkatkan ekspor aluminium Indonesia.
Pada tahun 2013, pemerintah Indonesia membeli saham NAA di Inalum. Hal ini menjadikan Inalum sebagai perusahaan milik pemerintah Indonesia sepenuhnya dan berstatus BUMN.
Sepak Terjang Inalum Sebagai Perusahaan Pertambangan Bauksit Terbesar
Sejak pendiriannya, PT. Inalum langsung menargetkan status perusahaan pertambangan bauksit terbesar di Indonesia dengan memaksimalkan operasionalnya. PT. Inalum membangun fasilitas pabrik di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, yang dikenal sebagai Smelter Grade Alumina (SGA) Plant sebagai salah satu langkah bisnisnya.
Pabrik ini mulai beroperasi pada tahun 1982 dan menjadi pabrik pertama di Indonesia yang memproduksi alumina, bahan baku penting dalam pembuatan aluminium. Seiring berjalannya waktu, perusahaan terus berkembang dan melakukan ekspansi untuk memenuhi kebutuhan pasar aluminium dalam negeri dan internasional.
Kini Inalum berlokasi di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Perusahaan ini memiliki luas konsesi sebesar 111.000 hektar, yang mencakup tambang bauksit, smelter aluminium, dan pabrik alumina.
Inalum memiliki kapasitas produksi bauksit sebesar 2,7 juta ton per tahun, kapasitas produksi alumina sebesar 1,2 juta ton per tahun, dan kapasitas produksi aluminium sebesar 285.000 ton per tahun.
Inalum melakukan penambangan bauksit di tambang bauksit di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Tambang bauksit ini memiliki cadangan bauksit sebesar 2,1 miliar ton. Inalum juga melakukan pengolahan bauksit menjadi alumina di pabrik alumina di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara dengan kapasitas produksi alumina sebesar 1,2 juta ton per tahun.
Di pabrik yang sama, Inalum mengolah alumina menjadi aluminium. Pabrik aluminium ini memiliki kapasitas produksi aluminium sebesar 285.000 ton per tahun. Inalum terus mengembangkan bisnisnya untuk memenuhi kebutuhan aluminium dalam negeri dan untuk meningkatkan ekspor aluminium Indonesia. Kapasitas aluminium dari 285.000 ton per tahun juga ditargetkan akan mengalami peningkatan hingga 500.000 ton per tahun mulai tahun ini.
Inalum juga berencana mengembangkan kapasitas produksi bauksit hingga 4,5 juta ton per tahun serta kapasitas produksi alumina menjadi 2,4 juta ton per tahun. Kapasitas produksi yang dimiliki oleh perusahaan pertambangan bauksit membuat performanya terus meningkat dari tahun ke tahun.
Meski saat ini isu penurunan performa dari berbagai sektor pertambangan terus menguat, namun PT. Inalum telah menyusun strategi dengan memperkuat pemasaran bauksit ke berbagai negara. Dengan strategi yang dimiliki, diharapkan performa bisnis PT. Inalum terus meningkat sehingga performa pertambangan di Indonesia secara keseluruhan ikut membaik.