Pertambangan batu bara menjadi salah satu sektor pertambangan dengan performa yang memuaskan di Indonesia. Setiap tahunnya, Indonesia terus memproduksi batu bara untuk dipasarkan baik di Indonesia maupun di negara-negara lainnya.
Terdapat berbagai perusahaan pertambangan berskala besar yang beroperasi dalam sektor batu bara di Indonesia dan berhasil mendongkrak volume produksi hasil tambang ini. Salah satu perusahaan yang diketahui berperan besar dalam sektor batu bara adalah PT. Kaltim Prima Coal (KPC).
Baca Juga : Sektor Tambang Batu Bara Bantu Tingkatkan Performa Bisnis Perusahaan Alat Berat
Mengenal Perusahaan Pertambangan Batu Bara KPC
PT. Kaltim Prima Coal (KPC) merupakan salah satu perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia. KPC sendiri merupakan perusahaan batu bara yang berlokasi di Sangatta, Kalimantan Timur, Indonesia.
Perusahaan ini merupakan salah satu produsen batu bara terbesar di Indonesia, dengan produksi tahunan mencapai 50 juta ton. Perusahaan ini memiliki jangkauan bisnis yang luas dan aktivitas bisnis yang beragam.
Didirikan pada tahun 1982, perusahaan ini memiliki sejarah panjang dalam industri pertambangan batu bara dan telah menjadi kontributor utama dalam mengembangkan sektor energi Indonesia.
KPC berawal dari sebuah usulan oleh pemerintah Indonesia untuk membangun sebuah tambang batu bara di Kalimantan Timur. Pada tahun 1982, perusahaan ini secara resmi didirikan sebagai perusahaan patungan antara PT. Bumi Resources Tbk dan PT. Adaro Indonesia. KPC kemudian mendapatkan izin pertambangan pada tahun 1983.
Pada awalnya, KPC hanya memiliki satu kontrak dengan pemerintah untuk mengelola Tambang Sangatta, sebuah tambang batu bara di Kalimantan Timur. Namun, seiring berjalannya waktu, perusahaan ini berhasil mengembangkan operasinya dan memperluas cakupan tambangnya.
Performa Dan Jangkauan Bisnis KPC Dalam Sektor Pertambangan Batu Bara
Dalam sektor pertambangan batu bara, PT. Kaltim Prima Coal memiliki luas konsesi sebesar 53.000 hektar, yang terletak di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. KPC juga memiliki kapasitas produksi batu bara sebesar 50 juta ton per tahun. Produksi batu bara KPC didominasi oleh batu bara kalori tinggi, yang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Sejak tahun 1990, KPC memulai operasi penambangan batu baranya. Pada awalnya, KPC hanya memproduksi batu bara untuk memenuhi kebutuhan domestik. Namun, seiring dengan meningkatnya permintaan batu bara global, KPC mulai mengekspor batu baranya ke berbagai negara.
Pada tahun 2005, KPC melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI). IPO ini bertujuan untuk mendapatkan pendanaan untuk pengembangan bisnis KPC. KPC sendiri memiliki jangkauan bisnis yang luas, yang meliputi penambangan, pengolahan, hingga pemasaran batu bara.
KPC melakukan penambangan batu bara dengan menggunakan metode open–pit dan underground. KPC memiliki dua tambang batu bara utama, yaitu tambang batu bara Adaro dan tambang batu bara Mahakam.
Tambang batu bara Adaro merupakan tambang batu bara terbuka (open–pit), sedangkan tambang batu bara Mahakam merupakan tambang batu bara bawah tanah (underground). KPC juga melakukan pengolahan batu bara untuk meningkatkan kualitas batu bara.
Pengolahan batu bara dilakukan dengan cara memisahkan batu bara dengan kotoran dan pasir. Perusahaan ini memiliki fasilitas pemrosesan batu bara modern dan infrastruktur logistik yang kuat, termasuk jaringan jalan, conveyor belt, dan pelabuhan pemuatan yang memadai.
Setelah produk batu baranya selesai di proses, KPC menjual dan memasarkan batu baranya ke berbagai negara, termasuk China, India, dan Jepang. KPC memiliki beberapa mitra bisnis dan pelanggan di seluruh dunia.
Sebagai salah satu perusahaan pertambangan batu bara berskala besar, KPC terus melakukan berbagai aktivitas bisnisnya secara luas tidak hanya berfokus pada produksi batu bara saja. Berbagai program sosial dan kerjasama juga terus dilakukan KPC untuk meningkatkan performa batu bara secara keseluruhan.