Pertambangan baja menjadi salah satu sektor pertambangan dengan kebutuhan yang tinggi di Indonesia. Serupa dengan sektor pertambangan lainnya, terdapat perusahaan-perusahaan besar yang berfokus untuk memproduksi baja di Indonesia.
PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. menjadi salah satu perusahaan pertambangan dan manufaktur baja berskala besar di Indonesia. Perusahaan yang berlokasi di Cilegon, Banten, ini diketahui memiliki kapasitas produksi baja sebesar 10 juta ton per tahun.
Baca Juga: Mengenal Industri Pertambangan Mineral Logam
Pendirian Krakatau Steel Hingga Jadi Perusahaan Pertambangan Baja Berskala Besar
PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk menjadi salah satu perusahaan produksi baja yang banyak dikenal di Indonesia. Meski diketahui pertama kali berdiri pada tahun 1970, namun sejarah perusahaan besar ini telah dimulai 10 tahun sebelumnya saat nama PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk belum digunakan.
Pada tahun 1960, Proyek Besi Baja Trikora diinisiasi oleh Presiden Soekarno melalui kerjasama dengan Tjazpromex Pert (All Union Export- Import Corporation) dari Moskow untuk menandatangani kontrak Pembangunan Cilegon Steel Mills. Peletakan batu pertama dari proyek ini dilakukan pada tahun 1962.
Status proyek ini kemudian berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) pada tahun 1967 sesuai dengan Inpres No. 17 tanggal 28 Desember 1967. Perubahan status proyek ini juga menjadi dasar pendirian PT. Krakatau Steel (Persero) melalui PP No. 35 tanggal 31-08-1970.
Perkembangan Krakatau Steel Sebagai Perusahaan Pertambangan Baja Di Indonesia
Setelah pendiriannya di tahun 1970, nama PT. Krakatau Steel mulai banyak dikenal di Indonesia sebagai salah satu BUMN berskala besar. Proruksi pipa spiral atas nama Krakatau Steel pertama kali dilakukan pada tahun 1973 dengan spesifkasi ASTM A252 dan AWWA C200.
Proyek besar Pembangunan PT Krakatau Steel (Persero) Tahap I sendiri dimulai pada tahun 1975 dengan kapasitas produksi 500 ribu ton per tahun. Sejak pendiriannya, Krakatau Steel sendiri memiliki jangkauan bisnis yang luas meliputi eksplorasi, penambangan, dan pengolahan bijih besi serta produksi, hingga pemasaran baja.
Perusahaan ini memiliki kapasitas produksi yang besar dan memproduksi berbagai jenis baja, mulai dari baja konstruksi hingga baja berkualitas tinggi untuk industri otomotif dan manufaktur. Skala produksi perusahaan pertambangan baja ini juga terus meningkat setiap tahunnya.
Saat ini, PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk memiliki tiga wilayah operasi utama, diantaranya:
- Wilayah Cilegon adalah wilayah operasi terbesar KS, dan menghasilkan berbagai jenis produk baja, termasuk baja pelat, baja gulungan, baja pipa, dan baja profil
- Wilayah Lampung adalah wilayah operasi yang terletak di Lampung, dan menghasilkan baja tulangan
- Wilayah Kalimantan Timur adalah wilayah operasi yang terletak di Kalimantan Timur, dan menghasilkan baja karbon rendah
PT. Krakatau Steel Tbk tidak hanya terbatas pada produksi baja. Perusahaan ini telah melakukan diversifikasi bisnisnya ke berbagai sektor, mencakup energi, konstruksi, dan pengembangan properti. Diversifikasi ini menjadi strategi penting untuk memitigasi risiko dan memastikan keberlanjutan bisnis di tengah perubahan kondisi pasar.
Dalam sektor energi, Krakatau Steel telah mengembangkan proyek-proyek pembangkit listrik, termasuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) untuk mendukung kebutuhan energi perusahaan dan masyarakat sekitar. Di sektor konstruksi, perusahaan ini terlibat dalam proyek-proyek besar, mencakup infrastruktur dan pembangunan fasilitas industri.
Dalam sektor pertambangan sendiri, Krakatau Steel berhasil memproduksi berbagai produk seperti hot rolled coil, cold rolled coil, hingga wire rod. Meski telah berhasil memasuki berbagai sektor diluar pertambangan baja, namun PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk tetap berhasil membesarkan namanya di sektor pertambangan baja dengan memasarkan berbagai produknya baik di pasar lokal maupun global.
